7 Update Perang Rusia Ukraina, China dan Jerman “Baku Hantam”

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato saat upacara peringatan 78 tahun Hari Kemenangan di Lapangan Merah di Moskow, Rusia, Selasa (9/5/2023). (GAVRIIL GRIGOROV/SPUTNIK/AFP via Getty Images)

Perang Rusia Ukraina masih terus terjadi. Kemarin, Selasa (9/5/2023) Rusia terus-menerus membombardir Ukraina di tengah perayaan “Hari Kemenangan” yang menandakan suksesnya Uni Soviet mengalahkan Nazi di Perang Dunia II (PD2).

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) juga kembali memberi bantuan dana ke Kyiv untuk memerangi Kremlin. Belum lagi China dan Jerman yang ribut karena Kyiv dan Moskow.

Lalu bagaimana fakta jelasnya? Berikathttps://daftar-meja138.com/https://daftar-meja138.com/ rangkuman CNBC Indonesia dari sejumlah sumber.

Kyiv Dibombardir Rudal

Ibu kota Ukraina, Kyiv, kembali menjadi sasaran serangan rudal Rusia, Senin. Kepala administrasi militer kota mencatat bahwa ini adalah kali kelima ibu kota diserang sejak awal Mei.

Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Serhiy Popko, mengatakan di Telegram bahwa bukan kebetulan bahwa serangan terbaru terjadi pada malam sebelum parade “Hari Kemenangan” tahunan Moskow. Rusia disebutnya sengaja menggunakan “tanggal suci” itu untuk kemudian “mencoba membunuh sebanyak mungkin orang”. warga sipil sebanyak mungkin pada hari ini”.

“Serangan Senin malam dilakukan oleh empat pembom strategis Tu-95MS dari wilayah Laut Kaspia,” kata Popko.

Tetapi tambahnya, rudal jelajah yang diluncurkan oleh jet tempur belum mencapai target mereka. Pasalnya, pertahanan anti-pesawat di ibu kota Ukraina mampu membendungnya.

“Menurut informasi awal, sekitar satu setengah lusin target udara musuh terdeteksi dan dihancurkan di wilayah udara sekitar Kyiv,” ujarnya.

“Kyiv berdiri lagi dan akan berdiri di masa depan,” tegasnya.

Walikota Kyiv Vitaliy Klitschko mengatakan bahwa selama serangan di Kyiv, pecahan roket jatuh di halaman pribadi warga di distrik Holosiivskyi di ibu kota. Namun puing-puing terbakar telah dipadamkan.

“Tidak ada korban jiwa atau kerusakan,” katanya.

“Pakar bahan peledak, penyelamat dan polisi masih bekerja di tempat kejadian,” jelasnya Selasa pagi.

Pesan Baru Putin di Perang Rusia-Ukraina

Sementara itu, President Rusia Vladimir Putin kembali muncul di publik, di “Hari Kemenangan” kemarin. Ia pun sempat berpidato dan memberi pesan ke warga,

“Perang nyata sedang dilancarkan melawan Tanah Air kita,” katanya dimuat CNBC International.

Ia pun berujar bahwa Rusia sebenarnya menginginkan masa depan yang damai tetapi elit Barat menabur kebencian dan Russophobia. Ini, katanya, membawa Ukraina menjadi sandera kudeta negara dan ambisi Barat.

“Saat ini, peradaban kembali berada pada titik balik yang menentukan. Perang nyata telah dilancarkan melawan tanah air kita. Kami telah memukul mundur terorisme internasional, kami akan melindungi penduduk Donbas, kami akan memastikan keamanan kami,” ujarnya lagi mengutip diterjemahan Reuters.

Pada hari kemerdekaan, lebih dari 10.000 orang dan 125 unit senjata serta peralatan militer dilibatkan dalam prosesi melalui Lapangan Merah di ibu kota Rusia. Acara itu juga dihadiri sejumlah pemimpin negara sekutu seperti Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev, Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Kyrgyzstan Sadyr Japarov.

AS Kirim US$ 1,2 M ke Kyiv

Amerika melalui Kementerian Luar Negeri, Pentagon, mengumumkan paket bantuan keamanan baru untuk Ukraina. Tak tanggung-tanggung, nilanya US $1,2 miliar.

Paket senjata disahkan melalui “Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI)”, dengan menggunakan dana yang dialokasikan oleh Kongres. USAI membiayai industri pertahanan Amerika untuk meningkatkan produksi senjata.

Paket ini terdiri dari sistem dan amunisi pertahanan udara tambahan, lalu peralatan untuk mengintegrasikan peluncur, rudal, serta radar pertahanan udara Barat dengan sistem pertahanan udara Ukraina.

Ada pula, amunisi untuk Counter-Unmanned Aerial Systems (UAV), artileri 155mm, lalu layanan citra satelit komersial. Selain itu, ini termasuk dukungan untuk kegiatan pelatihan, pemeliharaan dan keberlanjutan.

8.700 Warga Tewas

Dalam laporan terbaru, PBB telah mengkonfirmasi 8.791 kematian warga sipil dan 14.815 cedera di Ukraina sejak Rusia menginvasi tetangga bekas Sovietnya setahun lalu.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan jumlah korban tewas di Ukraina kemungkinan lebih tinggi. Karena konflik bersenjata dapat menunda laporan kematian.

Organisasi internasional tersebut mengatakan sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas. Termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncuran roket ganda, serta rudal dan serangan udara.

Wagner Caci Maki Moskow

Di sisi lain, saat Rusia merayakan “Hari Kemenangan”, Wagner justru mencaci-maki Moskow. Ini dilakukan bos tentara bayaran itu, Yevgeny Prigozhin.

Ia mengkritik militer Rusia yang fokus pada parade “Hari Kemenangan” di Ibu kota. Padahal Ukraina akan melancarkan serangan balasan.

“Pasukan Ukraina pada Selasa merobek sayap ke arah Bakhmut dan berkumpul kembali di Zaporizhzhia,” katanya dimuat CNN International.

“Dan serangan balasan akan segera dimulai,” ujarnya.

“Mereka benar-benar, dengan jelas mengatakan bahwa serangan balasan akan dilakukan di lapangan, bukan di TV. Di negara kami semua orang berpikir bahwa kami harus melakukan segalanya di TV dan merayakan Hari Kemenangan,” tambahnya.

Ia pun nyinyir ke “Hari Kemenangan”. Menurutnya itu hanya milik generasi sebelumnya.

Victory Day adalah kemenangan kakek kami,” katanya.

“Kami belum mendapatkan kemenangan itu satu milimeter pun,” tegasnya.

Sanksi untuk Negara Sekutu Putin

Uni Eropa (UE) dilaporkan sedang mempersiapkan babak baru sanksi terhadap Rusia. Tapi, targetnya adalah perusahaan dan negara yang dianggap membantu Kremlin menghindari daftar panjang sanksi yang telah diberlakukan blok tersebut sejak Februari 2022.

Rancangan dibuat Komisi Eropa dan sudah dikirim ke negara-negara anggota sejak akhir pekan lalu. Ini diperkirakan akan dibahas lebih lanjut oleh para duta besar dalam pertemuan pada hari Rabu ini.

“Paket ini berfokus pada penerapan sanksi, keefektifannya dan bagaimana mencegahnya dielakkan, dan juga pada barang-barang yang telah dilarang diekspor ke Rusia – mencegah barang-barang ini sampai ke Rusia dan kompleks industri militernya,” kata juru bicara Komisi Eropa dikutip dari Euronews.

Jerman dan China “Baku Hantam”

China dan Jerman dilaporkan “baku hantam”. Bukan dalam arti sebenarnya melainkan bertikai hebat saat melakukan “empat mata” antar menteri luar negerinya.

Ini tak lain mengenai Ukraina. Beijing memperingatkan UE soal sanksi yang menargetkan perusahaannya sementara Berlin mempertanyakan “netralitas” China dalam konflik yang berarti memihak Rusia.

Kala Qin Gang dan Annalena Baerbock, bertemu, keduanya berulang kali adu komentar tentang tanggung jawab kekuatan besar di panggung dunia. Qin Gang memang diketahui sedang melakukan tur Eropa, termasuk Prancis dan Norwegia.

Qin memperingatkan UE, di mana Jerman di dalamnya, agar tidak memberlakukan tindakan hukuman lagi terhadap perusahaan China atas Rusia. Ia mengancam akan mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan mereka.

UE ingin menindak ekspor ulang melalui negara ketiga ke Rusia dari teknologi sensitif yang dapat digunakan di medan perang, seperti microchip. Kemungkinan ini akan membuat delapan perusahaan China, terkena sanksi.

Qi mengatakan bahwa jika tindakan hukuman diambil, Tiongkok juga akan mengambil tanggapan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan sah perusahaan China dengan tegas. Seharusnya, tegas Qin, perusahaan China tak terpengaruh karena “kerja sama normal”.

“China dengan tegas menentang negara-negara lain yang memberlakukan peraturan mereka sendiri atau mengambil tindakan sepihak terhadapnya,” tegas pria itu.

Qin mengaku China akan mengirimkan utusan khusus ke Ukraina mengenai masalah ini. Ia pun mendesak Jerman untuk berbuat lebih banyak untuk mendorong gencatan senjata dan pembicaraan damai.

Tapi Baerbock membalasnya dengan menekan Beijing untuk mengambil sikap yang jelas terhadap Rusia. Ia memperingatkan bahwa netralitas dalam perang berarti berpihak pada Moskow.

“Netralitas berarti berpihak pada agresor, dan itulah sebabnya prinsip panduan kami adalah memperjelas bahwa kami berada di pihak korban,” katanya.

Sebelumnya, Beijing telah berusaha untuk menggambarkan dirinya sebagai pihak netral dalam perang Rusia di Ukraina. Di mana Presiden Xi Jinping bulan lalu melakukan panggilan telepon pertamanya dengan pemimpin Kyiv, Presiden Volodymyr Zelensky, sejak invasi Moskow.

Tetapi komentar baru-baru ini oleh duta besar China untuk Prancis yang mempertanyakan kedaulatan negara-negara bekas Soviet membuat sikap netralnya dipertanyakan. Kini posisi Beijing untuk mengakhiri konflik ditanggapi dengan skeptis oleh AS, mitra Eropa dan NATO.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*