Al-Quran Punya Terjemahan 26 Bahasa Daerah RI, Begini Prosesnya
Kementerian Agama RI saat ini menyediakan Al-Quran yang telah diterjemahkan hingga 26 bahasa daerah termasuk Bahasa Gayo, Dayak, Banyumasan, Bali, Kaili, Melayu, Ambon, hingga Toraja.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat, M Isom Yusqi mengatakan terobosan ini menjadi upaya Kemenag mendekatkan Al-Quran dengan masyarakat Indonesia.
Isom mengatakan https://judol-terpercaya.xyz/ untuk mendapatkan hasil terbaik, ada proses yang panjang dalam tahapan penerjemahan. Tahapan itu dimulai dengan identifikasi dan penjajakan di berbagai daerah. Hal ini untuk menentukan bahasa mana yang paling sesuai.
“Tahap awal ini dalam bentuk pertemuan atau Focus Group Discussion (FGD), dengan melibatkan berbagai pihak terkait, seperti pimpinan daerah, ulama, dan tokoh adat,” ujar Isom dalam keterangan resmi Kemenag RI, dikutip Minggu (28/1/2024).
Kemudian, tahapan berikutnya adalah pembahasan dan rekomendasi bahasa-bahasa yang akan digunakan. Para pimpinan terkait akan membahas usulan bahasa daerah (scoring), dan merekomendasikan bahasa-bahasa yang akan digunakan.
Proses selanjutnya yaitu penetapan dan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) serta perjanjian kerja sama dengan pihak daerah.
Adapun, disiapkan pula petunjuk teknis penerjemahan yang melibatkan tim penerjemah dan mencakup teknik penulisan, gaya, dan kesepakatan lainnya.
Tim penerjemah kemudian melakukan penerjemahan Al-Qur’an dari versi terbaru Kementerian Agama ke dalam bahasa daerah yang ditargetkan, dilanjutkan dengan proses validasi.
“Tahap kolaborasi antara tim penerjemahan dan tim validator menjadi kunci dalam memastikan akurasi terjemahan,” ungkap Isom.
Kemudian, proses yang dilakukan setelah itu yakni mastering Al-Qur’an. Pada tahap ini, tim ahli membuat layout Al-Qur’an terjemahan bahasa daerah untuk menjadi master, serta melakukan tashih di Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an Balitbang Diklat.
Setelah tashih, dilakukan uji publik, selanjutnya, tim melakukan penerbitan terbatas lalu meminta masyarakat untuk menguji dan memberikan masukan. Setelah itu, masuk ke tahap digitalisasi agar terjemah jiga dapat diakses melalui Android OS, iOS, Microsoft Word, dan e-pub audio.
“Saat ini sudah tersedia Terjemah Al-Qur’an Bahasa Daerah bagi pengguna Android dan iOS yang dapat diunduh dengan mudah melalui Play Store maupun App Store,” terang Isom.
Setelah proses digitalisasi selesai, dilakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan oleh pihak pelaksana dan penyelenggara. Akhirnya, produk unggulan Baliitbang Diklat Kemenag ini diperkenalkan kepada publik.
Hal itu sekaligus menandai akhir dari serangkaian tahapan penyusunan Terjemah Al-Qur’an Bahasa Daerah.