Rusia panas dengan patroli Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Senin waktu setempat, pasukan Presiden Vladimir Putin dilaporkan mencegat pesawat NATO yang berada di wilayahnya.
Dikutip dari Reuters, Rusia mengklaim mendeteksi pesawat patroli Prancis dan Jerman terbang menuju wilayah udaranya. Kementerian pertahanan negara langsung mengirim jet tempur untuk mencegatnya.
Rusia mengatakan jet Su-27-nya kembali ke pangkalan setelah Prancis dan Jerman berpaling dari Rusia. Rilis resmi juga menambahkan bahwa mereka telah mengacak jet untuk “mencegah perbatasan negara Rusia dilanggar”.
Namun baik Prancis dan Jerman mengatakan pesawatnya melakukan penerbangan reguler sebagai bagian dari latihan aliansihttps://meja138apk.com/https://meja138apk.com/ NATO dan berperilaku sesuai dengan hukum internasional. Kedua negara ini menggunakan pesawat patroli maritim Atlantik Prancis 2 dan P-3C Orion Jerman dalam latihan tersebut.
“Orion P-3C kami sedang dalam misi pengawasan di atas Laut Baltik dan terbang, sesuai standar, menuju Kaliningrad (sebuah eksklaf Rusia yang terjepit di antara Polandia dan Lituania di laut Baltik),” kata seorang juru bicara angkatan laut Jerman, dikutip Selasa (16/5/2023).
“Tidak pernah ada niat untuk memasuki wilayah udara Rusia, pesawat ini selalu menjaga jarak aman. Penerbangan ini rutin, dan kami tidak melakukan apa pun yang menyebabkan provokasi,” tegas keduanya.
Kementerian angkatan bersenjata Prancis juga mengkonfirmasi insiden itu dalam sebuah pernyataan. Prancis menekankan bahwa patrolinya masih berada di kawasan internasional.
“Sebagai bagian dari latihan NATO, jet tempur Su-27 Rusia berinteraksi dengan pesawat patroli maritim Atlantik 2 di lepas pantai Negara Baltik hari ini. Pendekatan itu dilakukan di wilayah udara internasional di atas Laut Baltik dan dilakukan secara profesional dan terkendali,” tegas Prancis.
Diketahui Rusia dan NATO memang bersitegang. Serangan Rusia ke Ukraina sejak Februari juga menjadikan NATO sebagai alasan, di mana Kyiv mencoba masuk aliansi tersebut.
Dalam sebuah pernyataan awal tahun ini, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan rencana bergabungnya Ukraina ke NATO sangat “berbahaya”. Ia pun menegaskan langkah itu bisa menyebabkan “kiamat” bagi aliansi militer Eropa.
“Pernyataan (mengenai rencana Ukraina bergabung dengan NATO) semacam itu picik dan benar-benar berbahaya. Ini dapat menyebabkan akhir dan keruntuhan bagi sistem keamanan Eropa,” kata Zakharova.
“NATO menetapkan tujuan untuk ‘mengalahkan’ Rusia di Ukraina, dan untuk memotivasi Kyiv, NATO berjanji bahwa setelah berakhirnya konflik, negara itu bisa diterima ke dalam aliansi,” tambahnya dikutip CNN International.