Jakarta CNBC Indonesia – Pilpres Nigeria akan berlangsung pada 25 Februari 2023 besok. Untuk menghindari adanya misinformasi jelang pemilu, negara tersebut memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Laporan Poynter menyebut bahwa agensi pengecekan fakta (fact-checking) di Nigeria bekerja sama dengan Full Fact, firma asal Inggris.
Full Fact menawarkan teknologi AI yang terdiri dari tiga tool untuk memastikan proses pengecekan fakta dalam jumlah besar dan panjang, dikutip Jumat (24/2/2023).
“Tool ini tak berniat menggantikan peran fact-checkers dari agensi,” kata Senior Produt Manager Full Fact, Kate Wilkinson.
Namun, tool Full Fact akan mempermudah pekerjaan agensi pengecekan fakta Nigeria seperti memonitor dan review berita yang bereda di media masa.
Dengan begitu, para fact-checker punya waktu lebih banyak untuk mengurusi debat publik, pengkajian data, serta melakukan riset lebih mendalam soal disinformasi.
Nigeria diketahui merupakan salah satu negara dengan populasi terbesar sebanyak 200 orang. Namun, tingkat penyebaran hoax di negara ini cukup tinggi.
Di lain sisi, agensi fact-checker di sana belum terlalu banyak untuk mengontrol penyebaran hoax. Untuk itu, teknologi AI diharapkan bisa menjadi solusi.