Harga Batu Bara Menguat Tapi Tipis Banget

Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Harga batu bara menguat tipis. Pada perdagangan kemarin, Rabu (29/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 192,75 per ton. Harganya menguat tipis 0,39%.

Kenaikan tipis ini terjadi di tengah tarik menarik dua sentimen yang sama-sama kuat. Penguatan kemarin juga menjadi angin segar mengingat pasir hitam anjlok 1,54% pada hari Selasa kemarin.

Sentimen positif datang dari China serta kenaikan harga gas. Sebaliknya, sentimen negatif datang dari Amerika Serikat (AS) dan India.

China dilaporkan terus meningkatkan pembelian batu bara dari luar negeri, terutama batu bara thermal. Kenaikan impor sejalan dengan meningkatnya aktivitas industri dan ekonomi Tiongkok.

Impor batu bara thermal China pada kuartal I-2023 atau sepanjang Januari-Maret 2023 menembus 65,7 juta ton. Jumlah tersebut melambung 81% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan harga batu bara juga ditopang oleh menguatnya harga gas alam. Penguatan harag gas disebabkan oleh proyeksi suhu di sejumlah Eropa yang akan lebih dingin dalam beberapa minggu ke depan,

Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling memperngaruhi.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) menguat 0,12% sehari dan 7,1% sepekan menjadi 42,8 euro per mega-watt hour (MWh) kemarin.

Namun, kabar buruk dari AS dan India membuat penguatan batu bara tertahan.

India tengah menargetkan untuk bisa mengekspor batu bara thermal pada 2026. Negara Bollywood pun akan melipatgandakan produksi demi target tersebut.

Produksi batu bara India diharapkan menembus 1,1 miliar ton pada 2026, melonjak dari 800 juta ton pada tahun ini. Dengan produksi sebanyak itu, India diharapkan sudah bisa mengekspor.

Pelemahan batu bara juga disebabkan oleh kabar buruk dari AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan kontribusi pembangkit batu bara dalam produksi listrik AS terus mengecil.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah AS, produksi listrik dari energi baru terbarukan (EBT) bahkan mengungguli batu bara.

Produksi listrik AS mencapai 4, 090 triliun kilowatthours (kWh) pada 2022. Dari jumlah sebanyak itu, pembangkit batu bara menyumbang 20%, turun dibandingkan 23% pada 2021.

Produksi listrik dari tenaga angin, matahari, dan air berkontribusi 21% pada produksi listrik AS tahun lalu. Jumlah tersebut naik dibandingkan pada 2021 yang tercatat sekitar 19%.

Kontribusi dari EBT diperkirakan akan terus meningkat sementara batu bara akan melandai ke 17% pada 2023.

Produksi terbesar masih disumbang gas alam yakni sebesar 39% pada 2022 dan angkanya diperkirakan akan stabil pada tahun ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*