Kronologi & Timeline RI Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

Tampilan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pasca renovasi, Senayan, Jakarta, Jumat (12/1/2018). Renovasi dengan nilai kontrak mencapai Rp 770 Miliar, sejumalah fasilitas anyar ditanamkan di stadion yang berdiri sejak 1962 tersebut, diantaranya tribune penonton single seater, kamar ganti yang dilengkapi fasilitas kamar mandi, toilet, shower, serta bak dengan pilihan air panas dan dingin, selain itu juga dicangkokkan rumput kelas 1 standar FIFA.

Piala Dunia U-20 2023 Indonesia resmi dibatalkan oleh FIFA. Kabar dibatalkannya status Indonesia sebagai tuan rumah diungkapkan FIFA melalui laman resminya, Rabu (29/3/2023) malam.

Berikut kronologi Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

1. 2019 – Indonesia Terpilih Jadi Tuan Rumah

Indonesia telah dipercaya oleh FIFA sebagai host alias tuan rumah Piala Dunia U-20 sejak 2019 lalu.

Dilansir dari laman resmi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 diumumkan secara langsung oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino dalam FIFA Council Meeting di Shanghai, China pada 24 November 2019.

Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah adalah hasil persaingan dengan Brasil dan Peru. Dalam proses pemilihan, Pemerintah menyatakan komitmennya bahwa Indonesia siap menyukseskan Piala Dunia U-20.

Saat itu, ada sepuluh stadion yang disiapkan. Berdasarkan pertimbangan FIFA, terpilihlah enam stadion yang dianggap memenuhi kualifikasi untuk menggelar Piala Dunia U-20, yakni.

  • Stadion Jakabaring (Palembang, Sumatra Selatan)
  • Stadion Utama Gelora Bung Karno (DKI Jakarta)
  • Stadion Si Jalak Harupat (Bandung, Jawa Barat)
  • Stadion Manahan (Solo, Jawa Tengah)
  • Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya, Jawa Timur)
  • Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali)

2. Juni 2022 – Israel Lolos Piala Dunia U-20, Indonesia Jamin Israel

Pada 25 Juni 2022, Israel sukses lolos ke Piala Dunia U-20 2023 setelah Serbia tunduk 2-3 dari Austria. Berdasarkan hasil Piala Eropa U-19 2022, Israel sukses menembus Piala Dunia U-20 dengan status runner up Grup B.

Keberadaan timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 memang sudah menjadi polemik di Indonesia sejak mereka memantaskan diri untuk berlaga di Piala Dunia U-20. Namun, Ketua Umum PSSI pada saat itu, Mochamad Iriawan mengatakan bahwa Israel bisa bermain di Indonesia karena dijamin pemerintah.

“Soal Israel, saya rasa sudah ada kesepakatan dengan pemerintah pada tahun lalu [2021]. Siapa pun yang datang, bisa bermain. Israel tetap kami akomodasi,” kata Iriawan pada 26 Juni 2022, dikutip dari CNN Indonesia, Senin (27/3/2023).

Tidak hanya Iriawan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu, Zainudin Amali juga menjamin hal yang sama. Bahkan, Menpora meminta masyarakat Indonesia untuk memisahkan urusan politik dan olahraga.

“Sudah kami bahas sejak 2019. Semua negara yang lolos menjadi peserta Piala Dunia U-20 2023, dipersilakan untuk bermain. Pasti pihak keamanan kita akan memberikan rasa aman,” ucap Zainudin.

Alih-alih meredam polemik, pernyataan dari dua instansi yang paling berkaitan dengan Piala Dunia U-20 2023 itu malah semakin memicu penolakan dari lapisan masyarakat. Salah satu kelompok masyarakat yang menolak kehadiran Israel U-20 ke Indonesia adalah Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melalui jumpa pers pada 29 Juni 2022 lalu.

Setelah saat itu, satu persatu kelompok masyarakat pun mulai berani menyatakan penolakan. Utamanya, penolakan dilakukan melalui media sosial dan rilis terbuka kepada media massa nasional.

Namun, isu ini belum memuncak. Pembahasan terkait penolakan Israel ini hanya muncul sesekali.

3. 14 Maret 2023 – Penolakan Israel Menjamur, Drawing Dibatalkan

Polemik semakin memanas setelah Gubernur Bali, I Wayan Koster menuliskan surat ke Menpora pada 14 Maret 2023.

Dalam surat yang ditujukan ke Zainudin Amali, Koster menolak Timnas Israel bermain di Bali setelah sebelumnya membuat twit di media sosial soal penolakan Israel.

Setelah Koster, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun juga ikut menolak Israel bermain di wilayahnya, yakni Solo secara terang-terangan. Serupa dengan Koster, Ganjar menggunakan ideologi Bung Karno jadi landasan penolakan.

Tidak berhenti sampai di Koster dan Ganjar, DPRD Jawa Barat, kelompok sepak bola Palembang, hingga organisasi masyarakat (ormas) pun ikut beramai-ramai menolak Israel. Bahkan, ada ormas yang sampai melayangkan ancaman.

Lalu, organisasi keagamaan, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), petinggi Nahdlatul Ulama (NU), hingga Menteri Agama pun ikut angkat suara. MUI menyatakan penolakan, tetapi NU tidak mempermasalahkan.

Tak lama kemudian, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan Duta Besar Palestina, Zuhair Al Shun pada 24 Maret 2023. Pertemuan tersebut memang tidak ada pembicaraan terkait Piala Dunia U-20 2023, tetapi ini semiotika politik.

Kemudian, muncul rilis ke media massa bahwa Dubes Palestina untuk Indonesia tak mempermasalahkan kehadiran Israel U-20 di Indonesia. Palestina menyebutkan bahwa negaranya tidak mau masuk ke dalam pusaran polemik.

Buntut dari polemik Israel U-20 ini adalah pada Minggu (26/3/2023), yakni ketika PSSI merilis pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 yang akan digelar di Bali, Jumat (31/3). Anggota komite eksekutif (Exco PSSI), Arya Sinulingga menyebutkan bahwa pembatalan dilakukan FIFA.

Menurut kabar yang beredar, FIFA menunda undian tersebut karena tidak senang atas dinamika yang terjadi di tuan rumah.

“Memang kami belum mendapat surat resmi dari FIFA, tetapi pesannya jelas karena adanya penolakan dari Gubernur Bali yang menolak Tim Israel sehingga dengan sendirinya drawing tidak bisa dilaksanakan tanpa seluruh peserta,” lanjutnya

Arya juga menegaskan, keputusan FIFA membatalkan drawing di Bali menjadi bukti dari ketidakmampuan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Sebab, FIFA menganggap ini sebagai pembatalan garansi penyelenggaraan alias Government Guarantee yang telah diteken oleh Indonesia.

Sebagai informasi, bila Government Guarantee telah ditandatangani, suatu negara telah memberikan garansi atas kesiapannya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

5. 29 Maret 2023 – Negosiasi Erick Thohir Gagal, Sepak Bola Indonesia Menangis

Menanggapi dibatalkannya drawing Piala Dunia U-20 2023, Presiden Joko Widodo mengutus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir untuk bertemu FIFA di Doha, Qatar.

Namun, 52 hari jelang Piala Dunia U-20 2023, negosiasi tersebut tidak berhasil. FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia setelah Erick Thohir bertemu Gianni Infantino melalui pernyataan di laman resminya. Berikut isi pernyataan tersebut.

Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, FIFA memutuskan, karena kondisi terkini, untuk mengeluarkan Indonesia dari tuan rumah Piala Dunia 2023 FIFA U-20. Tuan rumah baru akan segera diumumkan secepatnya, dengan tanggal pertandingan yang tertia tetap tak berubah. Sanksi potensial terhadap PSSI akan diputuskan ke depan

FIFA menggarisbawahi tetap akan berkomitmen aktif membantu PSSI dan bekerja sama erat dengan pemerintahan Presiden Jokowi dalam proses transformasi persepakbolaan Indonesia, khususnya pasca tragedi pada Oktober 2022. Anggota dari FIFA akan hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan menyediakan asistensi ke PSSI, di bawah kepemimpinan Thohir

Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Ketum PSSI untuk pembahasan lebih lanjut akan dijadwalkan dalam waktu dekat.

“Saya sudah berjuang maksimal,” tegas Erick Thohir seperti dikutip dari siaran pers.

“Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu,” ujar Erick.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*